Memahami Dinamika
Strategi Manajemen Konflik dalam Interaksi Saudara Kandung
Menurut saya strategi manajemen
konfik pada saudara kandung bahwa perilaku orangtua ditentukan oleh banyak
faktor dan faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori
besar, yaitu (1) kepribadian dan kesejateraan psikologis orangtua, (2)
kontekstual sumber-sumber stress dan dukungan.
Strategi manajemen konflik yang digunakan para orangtua dipengaruhi
karakteristik perkembangan anak. Saya berpendapat bahwa para orangtua melihat
strategi berpusat pada anak lebih efektif dalam mengatasi konflik saudara
kandung pada anak-anak yang lebih tua karena mereka lebih mudah diajak dalam suatu
diskusi yang lebih rumit . Jenis kelamin anak juga mempengaruhi strategi manajem
konflik apa yang akan digunakan orangtua dalam menangani konflik saudara
kandung. Grusec dan Goodnow (1994) menemukan bahwa orangtua kemungkinan besar
memakai strategi penalaran induktif pada anak wanita dan strategi pemakaian
kekuasaan pada anak laki-laki.
Usia dan perbedaan usia antar saudara kandung juga mempengaruhi strategi
manajemen konflik yang dipilih orangtua dalam menangani konflik antar saudara
kandung. orangtua lebih sering memakai strategi penalaran pada anak-anak yang
berusia 7 tahun dan di atasnya karena strategi ini berhubungan dengan
perkembangan moralnya. ayah relatif lebih sering memakai strategi berpusat pada
anak pada anak yang pertama dan ketika jarak usia antar saudara kandung
berdekatan.
Para orangtua dari anak-anak yang agresif dan menarik
diri ditemukan berbeda dibandingkan dengan orangtua dari anak-anak kebanyakan
dalam cara-cara mereka memikirkan bagaimana mensosialisasikan keterampilan
sosial pada anak-anaknya dan dalam cara-cara mereka melaporkan reaksi terhadap
perilaku-perilaku anaknya.ada hubungan antara keyakinan para orangtua dengan
perilaku mereka terhadap anak-anaknya. Kapan berbagai macam aktivitas
pengasuhan dimulai, jenis-jenis stimulasi apa yang harus diberikan, dan
bagaimana anak-anak yang berbeda diperlakukan secara berbeda.
MOTIVASI
Pengertian
Motivasi
Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa
latin yakni movere, yang berarti “menggerakkan” (to move). Ada banyak perumusan
mengenai motivasi, menurut Mitchell dalam winardi, motivasi mewakili proses-proses
psikologika, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya dan terjadinya persistensi
kegiatan-kegiatan suka rela yang
diarahkan ketujuan tertentu . Setiap pimpinan perlu memahami proses-proses
psikologikal apabila berkeinginan untuk membina karyawan secara berhasil dalam
upaya pencapaian sasaran-sasaran keorganisasian.
Motivasi juga didefinisikan sebagai dorongan dari
dalam diri individu
berdasarkan mana dari berperilaku dengan cara tertentu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhanya. Adapun pemotivasian dapat diartikan sebagai pemberian motif-motif sebagai pendorong agar orang bertindak, berusaha untuk mencapai tujuan organisasional.
berdasarkan mana dari berperilaku dengan cara tertentu untuk memenuhi keinginan dan kebutuhanya. Adapun pemotivasian dapat diartikan sebagai pemberian motif-motif sebagai pendorong agar orang bertindak, berusaha untuk mencapai tujuan organisasional.
Motivasi dalam organisasi bertujuan untuk mendorong
semangat para anggota organisasi, meningkatkan produktivitas, kedisiplinan, dan
menciptakan kesejahteraan organisasi agar tercapai tujuan organisasi dengan
baik.
Motivasi sangatlah berpengaruh terhadap
keberlangsungan akan kehidupan, baik dalam lehidupan sehari-hari maupun dalam
iklim organisasi.
Jika dilihat pada konteks kepemimpinan hal yang saling terkait adalah adanya unsur peminpin penggerak, adanya peserta yang digerakkan, adanya komunikasi, adanya tujuan organisasi dan adanya manfaat yang tidak hanya dinikmati oleh sebagian anggota. Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh pimpinan atau manajer mempengaruhi iklim dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok, dan interaksi antar kelompok.
Jika dilihat pada konteks kepemimpinan hal yang saling terkait adalah adanya unsur peminpin penggerak, adanya peserta yang digerakkan, adanya komunikasi, adanya tujuan organisasi dan adanya manfaat yang tidak hanya dinikmati oleh sebagian anggota. Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh pimpinan atau manajer mempengaruhi iklim dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok, dan interaksi antar kelompok.