Tulisan 2
analisis proses
Suatu proses yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan merugikan perusahaan tersebut setiap menit perusahaan tersebut beroperasi. Ambil sebuah contoh, dua restoran makanan cepat saji. Jika salah satu restoran dapat mengantar 1/4 pound hamburger pada pelanggan dengan biaya $50 dan restoran kedua menggunakan biaya sebesar $75, tidak peduli apapun yang dilakukan restoran kedua, dia akan kehilangan $25 dari keuntungan dari setiap hamburger yang dijual nya dibandingkan dengan restoran pertama. Banyak factor yang harus dipertimbangkan jika seorang merancang suatu proses untuk membuat hamburger tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain bahan baku, biaya yang terlibat dengan bagaimana hamburger tersebut disiapkan, dan biaya pengambilan pesanan dan penyampaian nya ke pelanggan.
Suatu proses adalah setiapbagian dari organisasi yang mengambil input dan mentransformasikan nya menjadi output, yang diharapkan akan memiliki nilai tambahan bagi organisasi dibndingkan dengan input awalnya. McDonald’s pada setiap restorannya menggunakan input seperti daging hamburger, lettuce, tomat, dan kentang. Pada input tersebut, tenaga kerja terlatih ditambahkan pada cara memasak, dan peralatan yang biasanya digunakan untuk mentransformasikan input menjadi hamburger, kentang goring dan makanan lainnya.
Dalam menganalisis proses beberapa pertanyaan harus dijawab, misalnya: Berapa pelanggan yang dapat dilayani per jam? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang pelanggan? Perubahan apa yang dibutuhkan proses untuk meningkatkan kapasitas? Berapa biaya yang dibutuhkan untuk suatu proses? Langkah pertama sulit, namun paling penting dalam analisis proses adalah untuk mendefinisikan secara jelas tujuan analisis. Apakah tujuannya untuk mengatasi masalah? Apakah perubahan ini berdampak lebih penting bagaimana suatu bisnis akan dijalankan pada masa yang akan dating?
Peta Aliran Proses
Peta aliran digunakan untuk menggambarkan dan memperbaiki proses transformasi dalam system produksi. Dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi prosese produksi. Bebarapa atau seluruh elemen-elemen berikut mungkin dirubah:
1. Bahan baku
2. Rancangan Kerja
3. Tahapan prosess yang digunakan
4. Informasi pengendalian manajemen
5. Peralatan atau perkakas
Tipe-tipe Proses
Cara pertama untuk mengkategorikan proses adalah dengan menentukan apakah prosess tersebut merupakan proses tingkat satu (single-stage) atau tingkat banyak (multiple-stage). Jika mesin jackpot dipandang dengan blackbox sederhana maka, dikategorikan dengan proses tingkat satu. Dalam kasus ini, seluruh kegiatan yang terlibat dalam operasi pada mesin jackpot akan dianalisis dengan menggunakan waktu siklus single untuk menggambarkan kecepatan dari mesin jackpoy. Proses tingkat banyak memiliki banyak grup aktivitas yang berhubungan melalui aliran (flow). Istilah tingkat (stage) digunakan untuk menggambarkan aktivitas ganda yang ada secara bersamaan. Proses tingkat banyak dapat dibuat dalam bentuk buffer secara internal. Buffering memacu pada area penyimpanan atau tingkatan dimana keluaran dari tingkatan ditempatkan lebih dulu ungtuk digunakan dalam tingkatan yang lebih rendah. Buffering memungkinkan tiapa tingkatan proses secara independen. Jika suatu tingkatan merupakan masukan bagi tingkatan kedua dengan tidak ada buffer lanjutannya maka, diasumsikan ke 2 tingkatan berhubungan secara langsung. Jika suatu proses dirancang dengan cara ini maka masalah yang paling sering muncul adalah blocking dan starving muncul ketika aktivitas dalam satu tingkatan harus berhenti karena tidak ada pekerjaan.
Apakah yang terjadi jika sebuah buffer inventori ditempatkan antara kedua tingkat ini? Dalam kasus ini tingkat pertama akan menyelesaikan 100 unit dalam 3000 detik. Selama 3000 detik ini tingkat kedua akan menyelesaikan hanya 66 unit ((3000-30)detik/45 detik/unit). Waktu 30 detik dikurangi dari 3000 detik karena tingkat ke dua mengalami starving selam 30 detik pertama. Hal ini berarti inventori akan membuat 34 unit (100-66 unit) untuk selama 3000 detik pertama. Semua kasus ini diproduksi selama 4530 detik.
Cara lain yang berguna untuk mengkategorikan proses adalah proses tersebut merupakan make to stock atau make to order. Anggap proses yang digunakan adalah proses membuat hamburger pada tiga restoran cepat saji besar di AS: McDonald, Burger King, dan Wendy’s. Dalam kasus seperti McDonald’s perusahaan ini baru saja mulai menjalankan proses baru. Proses make to order ini digunakan hanya jika ada pesanan yang nyata. Investor (baik work in process atau barang jadi) dijaga tetap minimum. Secara teoritis, seorang berharap waktu proses akan sangat lama karena keseluruhan aktivitas harus dijalankan terlebih dahulu sebelum produk diberikan pada pelanggan. Pada umumnya, proses produksi dengan system make to stock diakhri dengan produk akhir yang akan disimpan; pada saat pelanggan memesan kemudian diambil dari persediaan yang telah sisimpan tersebut. Proses make to stock dapat diatur berdasarkan dengan produk yang digunakan sekarang. Tingkat target persediaan biasanya adalah contohnya adalah satu set. system proses make to stock juga kecepatan proses (juga dikenal sebagai rasio penyelesaian) adalah perbandingan antara toral waktu penyelesaian dengan waktu penanmbahan nilai.
Contoh Proses Analisis
Pada contoh pertama, akan dianalisis proses pembuatan roti. Dibawah ini dievaluasi proses pada sebuah restoran hingga akhirnya proses logistic dapat dipakai.
1. Proses pembuatan roti
Dari sini dapat terlihat bahwa pembuatan roti merupakan bottleneck dari proses. Bottleneck merupakan kegiatan dalam proses yang membatasi keselurruhan kapasitas proses. Jadi kita mengasumsikan bahwa pembuatan roti dan kegiatan pengepakan mengoperasikan jumlah waktu yang sama setiap hari, kemudian toko roti in memiliki kapasitas 100 roti/jam. Perlu dicatat bahwa operasi pengepakan akan menganggur selama sepekan jam dimana ukuran roti berikutnya tetapa akan dibuat tapi pengepakan telah selesai dibuat. Operasi pengepakan akan menggunakan hanya 75% waktu dibawah scenario.
Keputusan mengenai fasilitas sangat penting artinya bagi bisnis dan fungsi operasi. Keputusan ini meletakkan kendala fisik atas jumlah yg dapat diproduksidan membutuhkan penanaman modal yang langka. Karena itu, keputusan fasilitas sering diambil pada jenjang tinggi didalam perusahaan yg meliputi managemen dan dewan redaksi.
Keputusan fasilitas muncul secara hirarki keputusan fasilitas yg berkisar dari jangka panjang sampai jangka pendek. Didalam keputusan fasilitas ada tiga pertanyaan yg terpenting, yaitu:
1. Berapa banyak yg diperlukan ??
2. Kapan kapasitas tersebut diperlukan ??
3. Di mana kapasitas itu harus di tempatkan ??
Strategi fasilitas umumnya mempertimbangkan jumlah kapasitas, suatu kapasitas dibutuhkan dan lokasinya didalam jangka panjang.
Unsure-unsur strategi faslitas ini perlu dipertimbangkan secara padu dipengaruhi oleh factor-faktor berikut:
1. Pendugaan permintaan
2. Biaya perolehan fasilitas
3. Perilaku yg mungkin dari para pesaing
4. Strategi bisnis
Salah satu bagian dari strategi fasilitas adalah jumlah kapasitas yg hahrus disediakan dikaitkan dengan permintaan yg diharapkan.
Capacity cushion= kapasitas permintaan rata-rata.
Karena cushion kapasitas dinyatakan perbandingan terhadap tingkat permintaan rata-rata, maka cushion positif menyediakan kapasitas lebih di atas permintaan rata-rata dan cushion negative berarti bahwa permintaan rata-rata meleihi kapasitas.
Ada 3 strategi yg diterapkan untuk jumlah cushion kapasitas antara lain:
1. Coba berjalan tanpa melebihi kapasitas
2. Coba capai prakiraan rata-rata
3. Maksimum pendayagunaan
Analisis Strategi Fasilitas
Analisis strategi fasilitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Kembangkan ukuran kapasitas
2. Susun prakiraan permintaan yg akan dating
3. Hitung kebutuhan akan fasilitas
4. Cari alternative
5. Ambil keputusan
Mengukur Kapasitas Fasilitas
Langkah pertama dalam analisis fasilitas sangat menantang dan menentukan definisi yg jelas dari kapasitas. Kapasitas adalah tingkat keluaran maksimum dari suatu operasi. Sebagai tingkat keluaran, kapasitas harus selalu diukur dalam unit keluaran per periode waktu.
Contohnya sebagai berikut:
1. Barrel bir per hari
2. Ton baja per tahun
3. Pasien dirawat per bulan
4. Pelanggan yg dilayani per hari
5. Meter kubik kerikil yg diangkut per hari
6. Mahasiswa yg lulus per bulan
Dalam merencanakan fasilitas, kerapkali kapasitas puncak dan kapasitas bertahan yg harus dipertimbangkan. Akan tetapi bagi industri jasa harus diprhatikan bahwa kapasitas puncak kerapkali penitng daripada kapasitas bertahan, misalnya pembangkit tenaga listrik, kursus golf, rumah makan dan jasa telepon.
Peramalan Permintaan
Langkah kedua analisis adalah memilih adalah memilih alat ukur yg telah diketahui dan menggunakannya untuk mengembangkan peramalan permintaan.
Menentukan Kebutuhan Fasilitas
Kebutuhan yg dianggap sebagai gap anatara kapasitas yg dibutuhkan dan yg tersedia dimasa yg akan dating. Kapasitas yg dibutuhkan sebaiknya dapat dikaitkan dengan perlaman tersebut dan dengan tingkat resiko manajemen yg diambil dalam mencapai peramalan.
Mencari Alternatif-Alternatif
Pencarian alternatif dapat menjadi kompleks karena ;kombinasi ketiga pertanyaan pokok (berapa banyak, kapan, dan dimana ditempatkan ) dapat digunakan. Karena kombinasi yg mungkin, banyak alternaif yg harus dipertimbangkan. Akan tetapi dalam beberapa kasus, manajemen mungkin membatasi alternative agar keputusan lebih dapat dikendalikan
tekhnik peramalan
keputusan persediaan yang di hasilkan dari pembelian cenderung bersifat jangka pendek dan hanya untuk produk yang khas. peramalan yang mengaruh pada keputusan ini harus memenuhi kebutuhan yang sama seperti peramalan penjadwalan jangka pendek. peramalan ini harus memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dan kekhasan produk individu. untuk keputusan persediaan dan penjadwalan karena banyaknya jenis yang terlibat biasanya diperlukan juga memebuat sejumalah besar peramalan.
konsep dasar peramalan
peramalan adalah pemikiran terhadap suatu besaran, misalnya permintaan terhadap satu atau beberapa produk pada periode yang akan dating. pada hakikatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan, tetapi dengan menggunakan tekhnik-tekhnik tertentu, maka peramalan menjadi lebih sekedar perkiraan.
dalam kegiatan produksi, peramalan dilakukan umtuk menentukan jumlah permintaan terhadap suatu produk dan merupakan langkah awal dari proses perencanaan dan pengendalian produksi. suatu perusahaan biasanya menggunakan prosedur tiga tahap untuk sampai pada peramalan penjualan, yaitu diakhiri dengan peramalan penjualan perusahaan.
karakteristik peramalan yang baik
peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain :
1. akurasi
akurasi dari suatu hasil peramalan diukurdengan hasil kebiasaan dan kekonsistensian peramalan tersebut.
2. biaya
biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang dipakai.
3. kemudahan
penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah di aplikasikan akan memeberikan keuntungan bagi perusahaan.
factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tekhnik peramalan :
1. horizon peramalan
2. tingkat ketelitian
3. ketersediaan data
4. bentuk pola data
5. biaya
6. jenis dari model
7. mudah tidaknya penggunaan dan aplikasinya
klasifikasi teknik peramalan
pada umumnya peramalan dapat dibedakan dari beberapa segi tergantung dari cara melihatnya.
dari sifat penyusunannya peramalan dapat dibedakan menjadi :
a. peramalan yang subjektif
b. peramalan yang objektif
dari jangka waktu peramalan yang disusun :
a. peramalan jangka pendek
b. peramalan jangka menengah
c. peramalan jangka panjang
berdasarkan sifat peramalan yang telah disusun :
a. peramalan kualintatif
b. peramalan kuantitatif
proses verifikasi
proses verifikasi digunakan untuk melihat apakah metode peramalan yang diperoleh representatif terhadap data. proses verifikasi dilakukan dengan menggunakan Moving Range Chart ( MRC ). dari chart (peta) ini dapat terlihat apakah sebaran masih dalam control ataupun sudah berada diluar control. jika sebaran berada diluar kontrol, maka metode peramalan tersebut tidak sesuai.
Perencanaan produksi adalah pernyataan poduksi ke dalam bentuk agregat. Perencanaan produksi ini merupakan alat komunikasi antara manajemen teras (top management) dan manufaktur. Tujuan perencanaan roduksi adalah sebagai berikut:
1. Sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas produksi yaitu sebagai referensi perencanaan lebih rinci dari rencana agregat menjadi item dalam jadwal induk produksi.
2. Sebagai masukan rencana sumber daya sehingga perencanaan sumber daya dikembangkan untuk mendukung perencanaan produksi.
3. Merendam (stabilitas) produksi dan tenaga kerja terhadap fluktuasi permintaan.
Agar manajemen teras dapat memfokuskan seluruh tingkat produksi tanpa harus rinci, maka perencanaan produksi dinyatakan dalam kelompok produk atau famili (agregat). Perencanaan produksi mempunyai waktu yang cukup panjang, biasanya 5 tahun. Perencanaan agregat merupakan salah satu metode dalam perencanaan produksi. Dengan menggunakan preencanaan agregat maka perencanaan produksi dapat dilakukan dengan menggunakan suatu produk pengganti sehingga keluaran dari perencanaan produksi tidak dinyatakan dalam tiap jenis produk ( inidividual produk). Bentuk individual produk melainkan dalam agregat produk.
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk melakukan perencanaan yaitu dengan melakukan manipulasi persediaan, laju produksi, jumlah tenaga kerja, kapasitas atau variabel terkendali lainya. Jika peubahan dilakukan tehadap suatu variabel sehingga terjadi perubahan laju produksi disebut sebagai strategi murni (pure strategy). Sebaliknya, strategi gabungan (mixed strategy), merupakan gabungan perubahan dua atau lebih stretegi murni sehingga diproleh perencanaan produksi fleksibel, agregat ini lakukan mengingat keuntungan-keuntungan yang dapat dipeoleh antara lain :
a. Kemudahan dalam pengolahan data dengan menggunakan ssuatu agregat maka pengolahan data tidak dilakukan untuk setiap individual produk. Keuntungan ini akan semakin terasa jika pabrik tempat perencanaan dilakukan banyak jenis produk.
b. Ketelitian hasil yang di dapatkan dengan hanya mengelolah suatu jenis data produk maka kemungkinan untuk menerapkan metode yang canggih semakin besar sehingga ketleitian hasil yang didapatkan semakin baik.
c. Kemudahan untuk melihat dan memahami mekanisme produksi ysng terjadi dalam implementasi rencana.
Secar garis besar terdapat tiga strategi murni yang dapat dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan ini yaitu :
1. Melakukan pengatuaran setiap saat atas jumlah tenaga kerja yang dipergunakan dalam hal ini merektut tenaga kerja baru bia permintaan meningkat dapat memberhentikan sebagian tenaga kerja bila perintaan menurun.
2. Tetap memprtahankan jumlah tenaga kerja tetapi yang diatur adalah kecepatan produksi, mislkan jika permintaan meningkat kecepatan produksi ditingkatkan mislakan dengan mengadakan jam lembur.
3. Tetap mempetahankan baik jumlah tenaga kerja maupun kecepatan produksi dan untuk mengatasi fluktuasi permintaan diadakan persediaan (inventory).
Nilai dari aturan-aturan pengambilan keputusan ( THE VALUE OF DECISION RULES) adalah untuk Menentukan perubahan production level merupakan keputusan yang sulit, dan akan mlibatkan uang dan waktu dalam jumlah yang sangat besar. Dengan menentukan decision rules, manager pengendalian produksi dan manager pengoprasian akan menetapkan aturan mainnya. Setelah penerapan beberapa kebijaksanaan dan mengurangi perubahan terhadap kebijaksanaan ini, maka keputusann mingguan dapat diambil untuk menyelesaikan masalah-masalah pengoptimal sumber daya. Untuk mengoptimalkan aturan ini, perlu ditinjau struktur biaya yang terjadi.
a. Ongkos upah normal dan ongkos lembur (normal and overtime cost)
b. Ongkos perubahan kecepatan produksi
c. Ongkos persediaan, pemintaan/kekurangan pesanan
d. Ongkos subkontak
Perencanaan agregat dengan metode programma linier yaitu metode transportasi melakukan perhitungan dengan variabel yang relatif kecil. Jika variabel penambahan pengurangan tenaga kerja dilibatkan, maka model transportasi akan menggunakan biaya denda (penalty cost) akibat aktivitas tersebut. Dengan menggunakan programma linier, biaya tersebut dapat dihitung secara eksplisit. Programma linier memberi solusi strategi hibrid sehingga biaya total minimum.
DEFINISI PERSEDIAAN
Persediaan (inventori) dalam konteks produksi dapat diartikan sebagai menganggur (idle resource). Sumber daya menganggur ini belum digunakan karena menungggu proses lebih lanjut. Yg dimaksud proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan produk seperti dijumpai pada system manufaktur, kegiatan pemasaran seperti dijumpai pada system distribusi atau kegiatan konsumsi seperti pada system rumah tangga.
Keberadaan persediaan atau sumber daya menganggur ini dalam suatu system mempunyai suatu tujuan. Alasan utamanya karena sumberdaya tertentu tidak bias didatangkan ketika sumber daya tersebut dibutuhkan. Sehingga, untuk menjamin tersediaannya sumber daya tersebut perlu adanya persediaan yg siap digunakan ketika dibutuhkan.
Adapun alasan perlunya persediaan adalah:
1. TRANSACTION MOTIVE
2. PRECATUIONARY MOTIVE
3. SPECULATION MOTIVE
BENTUK SISTEM PERSEDIAAN
Secara umum, suatu system persediaan menjadi terbagi atas:
1. System sederhana yaitu, system persediaan yg berdasarkan atas input dan output
2. System berjenjeng (multi echelon inventori system)
FUNGSI PERSEDIAAN
Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyanggah, penghubung anatar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu dengan stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Lebih spesifik, persediaan dapat dikategorikan berdasarkan fungsi sebagai berikut:
a. Persediaan lot size
Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk menyediakan penyediaan atau replisment kembali. Penyediaan dalam lot yg besar atau dengan kecepatan sedikit lebih cepat dari permintaan akan ekonomis.
b. Persediaan cadangan
Persedian timbul berkenaan karena ketidakpastian. Peramalan permintaan ekonomis biasanya disertakan kesalahan permalan.
c. Persediaan antisipasi
Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penurunan persediaan (supply) dan menaikkan permintaan (demind) atau kenaikan harga.
d. Persediaan pipeline
persediaan system persediaan dapat diibaratkan sebagai sekumpulan tempat (stok point) dengan lairan diantara temoat persediaan tersebut.
e. Persediaan lebih
Persediaan yg tidak dapat digunakan karena kelebihan atau kerusakan fisik yg terjadi.
TUJUAN PERSEDIAAN
Definisi yg berbeda dalam industry manufaktur akan lebih memiliki tujan pengendalian persediaan yg berbeda:
1. Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga meningkatkan persediaan dalam jumlah yg banyak.
2. Produksi ingin beroperasi secara efisien
3. Pembelian (purchasing) dalam rangka efisiensi, juga menginkan persamaan produksi yg pesat dalam jumlah sedikitb daripada pesanan yg kecil dalam jumlah yg banyak.
4. Keuangan (finance) menginginkan minimisasi semua bentuk investasi persediaan karena biaya investasi dan efek negative yg terjadi pada penghitungan pengembangan asset (return to accept) perusahaan
5. Personalia (personel and industrial relationship) menginginkan adanya persediaan untuk mengantisifasi fluktuasi kebutuhan tenaga kerja dan PHK yg tidak perlu dilakukan.
6. Rekayasa (engineering) menginginkan pekerjaan minimal untuk mengantisipasi jika terjadi perubahan rekayasa atau engineering.
METODE-METODE PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Secara kronologis metode pengendalian persediaan yg dapat di identifikasikan sebagai berikut:
a. Pengendalian persediaan sacara statistik (statistical inventory control)
Pada dasarnya, metode ini mencari jawaban optimal dalam menentukan:
- Jumlah ukuran dinamis (EEQ)
- Titik pemesanan kembali (RE ORDER POINT)
- Julmah cadangan (SAFETY) yg diperukan
b. Metode perencanaan kebutuhan material
Metode MRP ini bersifat oriental, yg terdiri dari sekumpulan produser, aturan-aturan keputusan dan seperangkat mekanisme pencatatan yg dirancang untuk menjabarkan jadwal induk produksi (JIP)
c. Metode persediaan Just In Time (JIT)
metode ini merupakan salah satu operasional dari konsep JIT. Yg dikembangkandalam system produksi Toyota motor co. produksi JIT berarti produksi masal dalam jumlah kecil, terdesedia untuk dikembangkan.
BIAYA BIAYA PERSEDIAAN
Tujuan dari manajemen persediaan memiliki persediaan dalam jumlah yg tetap, pada waktu yg tepat dan dalam biaya yg rendah. Karena itu kebanyakan model-model perusahaan menjadikan itu baiya sebagai parameter dalam mengambil keputusan.
KEBIJAKAN PERSEDIAAN
Secara garis besar ini dibagi 2 yaitu, periodic, review (r,l), policy dan continous (q,r).
IDENTIFIKASI MATERIAL MENGGUNAKAN ANALISIS KLARIFIKASI ABC
Pada dasarnya terdapat sejumlah factor yg menentukan kepentingan suatu material, yaitu:
1. Nilai total uang dari material
2. Biaya terudit dari material
3. Kelangkaan atau kesuliatan memperoleh material
4. Kesediaan sumber daya.
5. Panjang dan variasi waktu tunggal (lit time)
6. Ruang yg dibutuhkan untuk menyimpan material
7. Resiko penyerobotan atau pencurian material tersebut.
8. Biaya kehasbisan stok atau persedian (stok out cost) dari material itu.
9. Ke pekaan material terhdapa perubahan design.
Definisi dan Konsep Dasar Just In Time
Just in time merupakan integrasi dari serangkaian aktifitas desain untuk mencapai produk volume tinggi dengan menggunakan minimum persediaan untuk bahan baku, WIP, dan produk jadi. konsep dasar dari system just in time adalah memproduksi produk yang diperlukan, pada waktu dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan pelanggan, pada setiap tahap proses dalam sisitem produksi dengan cara yang paling ekonomis atau paling efisien melalui eliminasi pemborosan dan perbaikan terus menerus.
Sistem Tarik dan Sistem Dorong
ciri system produksi adalah suatu rangkaian dari banyak langkah dalam proses yang melibatkan seluruh sumber daya yang ada dengan menggunakan system dorong dan system tarik.
dalam system dorong yang merupakan system yang umum digunakan oleh industry manufaktur, perpindahan material dan pembuatan produk dilakukan dengan cara mendorong material dari satu proses ke proses berikutnya dengan dimulai dari proses paling awal menuju ke proses paling akhir.
system tarik adalah suatu system pengendalian produksi dimana proses paling akhir dijadikan sebagai titik awal produksi.
Sistem Produksi Just In Time
JIT merupakan sebuah filosofi yang memasukan variasi konsep yang dihasilkan dari cara yang berbeda ketika melaksanakan bisnis pada kebanyakan organisasi. prinsip dasar dari filosofi ini meliputi :
1. semua yang tidak memeberikan nilai tambah pada produk dan jasa adalah pemborosan yang harus dihilangkan.
2. system produksi tepat waktu adalah suatu proses yang tidak ada hentinya.
3. persediaan adalah pemborosan.
4. pelanggan yang menentukan tingkat kualitas dan yang mendorong terjadinya kegiatan system manufaktur.
5. kemampuan untuk fleksibel sangat penting untuk menjaga produk dengan kualitas tinggi dan harga rendah.
6. penghormatan, keterbukaan, dan kepercayaan merupakan kunci dalam manajemen.
7. keberhasilan ditentukan oleh kerjasama yang baik.
8. pekerja langsung adalah sumber perbaikan pada operasi yang ditangani.
Dibawah filosofi JIT segala sesuatu-baik material, mesin dan peralatan, sumber daya manusia, modal, informasi, manajerial, proses, dan lainnya yang tidak memberikan nilai tambah pada produk disebut pemborosan.
Judul Buku : Manajemen Opersi
Pengarang : Aulia Ishak
BAB 7-12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar